18 Maret 2010
TV Lokal: Trend Atau Kebutuhan?
Sejak awal tahun 2000-an, TV lokal menjadi daya tarik para pemain bisnis broadcasting, apalagi sejak KPI mulai membuka pintu lebar-lebar untuk memberikan akses perijinan pendirian TV lokal seluas-luasnya, TV lokal seakan menjamur di Indonesia.Tapi saat ini. kecenderungan itu mulai menurun, malah belakangan satu persatu TV-TV lokal mulai ada yang rontok dan gulung tikar. Ada apa? saya jadi ingat waktu era 80-an dulu, ketika penggunaan interkom dan stasiun-stasiun radio amatir bermunculan bak jamur di musim hujan, kemudian perlahan-lahan hilang disebabkan berbagai faktor.
Kami sering berdiskusi dan membicarakan tentang masa depan TV lokal dengan klien-klien kami ketika melakukan maintenance dan training terhadap mereka. Beberapa diantara mereka ada yang nyaris putus asa dan berencana bubar, padahal dana yang mereka keluarkan untuk peralatan terhitung tidak sedikit, dan juga memiliki SDM yang lumayan bagus.
Kami bersyukur masih banyak TV lokal yang bertahan dan perlahan berada dalam jalur stabil dan mulai menemukan jati diri mereka sebagai stasiun TV lokal. Dari diksusi-diskusi itu pula, kami mulai menyimpulkan bahwa persoalan sebenarnya ada sejak awal didirikannya TV lokal tersebut: Kesalahkaprahan terhadap konsep dan tujuan sebuah TV lokal.
Ada beberapa poin yang sering kami jadikan bahan diskusi seperti:
Konsep dan Tujuan Pendirian TV Lokal
Apa sebenarnya TV lokal itu? pertanyaan sederhana tapi sering disalah-artikan. Dari segi teknis dan kebutuhan SDM, mungkin antara TV lokal dan TV nasional tidak jauh berbeda, sama-sama membutuhkan ruang studio, peralatan kamera, lighting, dll, yang berbeda hanya kuantitasnya.Dari segi konsep dan materi program acara, TV lokal dan TV nasional sangat jauh berbeda. Sebuah TV lokal didirikan dengan materi program tayang bermuatan lokal / bersifat kedaerahan, meskipun ada yang sifatnya umum, tapi seharusnya porsinya lebih sedikit. Kita dan juga pemain TV lokal juga sudah sama-sama tahu dan mengerti. Tapi justru banyak TV lokal yang lupa dengan konsep awal mereka dan terpesona dengan gegap gempitanya program tayang TV nasional, bahkan mulai meniru model dan konsep program tayang TV nasional dengan harapan pemirsa akan lebih tertarik dengan tayangan yang mereka buat.
Pemirsa TV cenderung membanding-bandingkan tayangan TV yang satu dengan yang lain. Maka tidaklah heran jika ada TV lokal yang justru menjadi cibiran pemirsa lokalnya disebabkan program tayang yang dianggap meniru program tayang TV nasional.
Kita jangan lupa bahwa pemirsa TV justru sebenarnya merindukan program tayang yang berisi muatan lokal. Siapa yang tidak senang dan tidak bangga masuk TV? meminjam istilah Tukul: "yang penting masuk TV!". Beberapa TV lokal di Jawa dan Bali justru besar dan sukses dengan muatan lokal mereka, bahkan melebarkan jangkauan siaran melalui satelit.
Proyeksi Pendapatan
Satu hal ini yang cukup memusingkan banyak pemain TV lokal. Darimana mereka akan memperoleh pendapatan untuk menunjang kelangsungan hidup stasiun mereka? Beberapa TV lokal yang tetap eksis kami lihat mengambil peluang seperti menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah setempat. Mau tidak mau, kita tidak dapat mengelak bahwa pemerintah daerah merupakan salah satu peluang paling besar untuk TV lokal. Pemerintah setempat, baik Pemprov, Pemkot, maupun instansi sanagat membutuhkan media publikasi kegiatan mereka. Keberadaan TV lokal bisa jadi sebagai alat penyambung antara pemerintah dan masyarakat setempat.Promosi Program Tayang Unggulan
Beberapa TV lokal jarang melakukan promosi program tayang yang mereka unggulkan. Padahal banyak pemirsa yang mungkin tidak mengetahui kapan dan seperti apa program tayang tersebut. Sebuah TV lokal tetap membutuhkan media massa lain seperti stasiun radio dan surat kabar sebagai media mempromosikan program tayang mereka.Masih banyak poin yang lain dan mungkin anda yang lebih tahu. Permasalahan TV lokal memang tidak hanya sebatas pembicaraan dan diskusi saja. Mengelola sebuah stasiun TV lokal memang membutuhkan waktu dan kesabaran agar tetap eksis dan memiliki pemirsa yang loyal.
Salam broadcast .....................